Source Image: Hidayatullah


Satu minggu ini rasa-rasanya berita agenda kepulangan Bibib kalah pamor dengan Tora yang kedapatan suka ngepil dumolid. Dukungan moral pun mengalir dari kalangan selebritis, sampai muncul hastage #SayaBersamaTora.  “You’ll never walk alone” cuit mas Ananda Omesh.

Kalau pendukung dua orang di atas didasarkan pada rasa cemas & simpatik, maka ada lagi tagar minggu ini yang membuat saya bingung tujuh keliling yakni #SaveCaisar. “Sebenarnya ini ekspresi apa?” gundahku dalam hati. Saya bilang membingungkan karena pada kenyataannya, menurut saya, tidak ada yang salah dengan Caisar.

Kita sama-sama tahu bahwa tagar #SaveCaisar adalah respon atas kembalinya CS menjadi instruktur senam-kebetulan tidak pakai lagu Poco-Poco namun Kereta Malam-setelah sebelumnya membuka warung tempat menampung orang-orang laper dan juga berjualan kaos oblong.

Seperti biasa, fenomena beginian buat bocah-bocah “belum sunat” juga ikut komentar baik di laman berita, instagram, youtube sampai grup whatssapp “Pecinta Mbok Darmi”. Kebanyakan dari mereka menyayangkan dan bahkan gak terima dengan keputusan CS. Yang lebih lebai adalah mengecam program tivi yang menampung mas CS. Serius gagal paham saya!

Paling-paling, pikirku, sekali lagi, orang yang menyayangkan dan bahkan mengecam tindakan mas CS tidak memandang persoalan ini dengan seksama, sekaligus berpikir dalam waktu yang sesingkat-singkatnya, alias kesusu.

Kita itu harusnya tahu batas, keputusan kembali untuk menjadi instruktur senam adalah hak preogratif mas CS sendiri. La ikraha fiddin bahasa agamanya-tidak ada paksaan dalam beragama. Juga wala taziru waziratun wizra ukhra-dan seseorang tidak akan memikul dosa orang lain. Jadi gak perlu kelimpungan seperti ditinggal kawin mantan.

Urusan joged-joged-nya mas CS rasanya juga gak perlu kan dibuatkan fatwa MUI? Terlalu sibuk MUI kalau harus membuat fatwa yang seperti itu, walaupun saya yakin kalau MUI mengizinkan goyangan mas CS keributan bisa diredam, bahkan mas CS bisa dikawal, bukan sama Banser tapi lho ya, tapi sama pengawal itu-tu.

Goyangan Mas CS juga sama sekali gak erotis, gak pamer udel kayak tarian perut dari Timur Tengah, gak pamer pinggul kayak goyangan Mbak Inul, dan gak show off  bokong kayak Zaskia Gotik.  Juga tidak membangunkan syahwat, karena ya ampun, masa bisa-bisanya nafsu sama mas Caisar yang petakilan. Hehe...

Belum lagi bagi jamaah di belakangnya, manfaatnya sekarung! Bisa diet gratis dan sehat, tanpa efek samping. Emak-emak gembrot gak perlu minum teh atau atau kopi jahat karena menurut Mas Hamdi Fabas-Penari Profesional Indonesia-nge-dance setengah jam bisa membakar 100-500 kalori (cek di kompas female). Apalagi dance ala Mas CS yang seatraktif itu.

Apabila saya pengurus PC NU Jakarta Timur dekat rumah Mas Caesar-kalau belum pindah-beliau akan saya kasih  Kartu Anggota Nahdlatul Ulama (KARTANU) agar jadi anggota NU.

“Mas tetep joged YKS gapapa”, rencanaku nasehatin mas CS.

Tambahku “Hijrahnya sampean biar Allah aja yang tahu, sekarang sholat kalau sudah waktunya sholat, setelah pulang kerja bacalah al-Quran sekuat sampean, malam Jumat ikut yasinan. Nanti kalau kebetulan mantanku meninggal sampean tak ajak tahlilan. Udah jidatnya gak usah diitem-itemin, biar bekas sujud ada di akhlak dan hati sampean”

“Dan satu lagi” nasehatku nambah lirih, “Jenggotnya sampean dipotong saja biar gak wagu, kurang cakep kalau pas Joged” hehehe “Ini kartu anggota NU buat sampean”.